Sindrom Prahaid – premenstrual syndrome PMS adalah sejumlah gejala perubahan fisik dan emosi yang dialami wanita pada masa haid.
Gejala atau keluhan tersebut menghilang saat haid dan pasca haid. Wanita dapat mengalami gejala sindroma prahaid dengan rentang derajat gejala ringan sampai berat.
Sindroma prahaid adalah satu kondisi komplek yang terkait dengan gejala fisik dan emosi. Penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perubahan neurotransmiter menjelang haid. Dalam masalah sindroma prahaid diduga bahwa stres hidup dan kepekaan genetik ikut berperan penting.
Meskipun penyebab terjadinya sindroma prahaid masih belum dapat dipastikan, dapat diberikan penatalaksanaan atau strategi penanggulangan sindroma prahaid.
GEJALA
Rentang gejala keluhan sindroma prahaid sangat luas dan dapat meliputi :
- Perut kembung
- Jerawat
- Disorientasi
- Kecemasan
- Kebingungan
- Depresi dan perasaan tertekan yang kadang kadang sampai pada pemikiran untuk bunuh diri
- Menghilangnya libido (tapi kadang kadang justru malah meningkat )
- Perasaan sunyi dan sendirian
- Retensi cairan
- Nafsu makan meningkat dan rakus
- Nyeri kepala dan migren
- Semburan panas atau berkeringat dingin
- Gangguan konsentrasi
- Rasa tak enak di perut (termasuk konstipasi dan diare)
- Meningkatknya kepekaan terhadap suara , cahaya dan sentuhan
- Iritabel dan mudah marah
- Pelupa
- Gangguan perasaan
- Kehilangan rasa kepercayaan terhadap diri sendiri
- Gangguan tidur
- Payudara terasa membesar dan membengkak
SINDROMA PRAHAID dan SIKLUS HAID
Siklus haid dikendalikan oleh interaksi komplek hormon ovarium, hipotalamus dan hipofisis.
Didalam ovarium terdapat beratus ribu sel telur dan setiap bulan sekitar 20 sel telur mengalami proses maturasi dan hanya satu diantaranya yang dapat mencapai tahap matang dan mengadakan ovulasi.
Pasca ovulasi, terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesteron sehingga endometrium masuk kedalam fase sekresi yang dipersiapkan untuk proses implantasi seandainya terjadi konsepsi.
Bila tidak terjadi kehamilan, kadar kedua hormon tersebut turun dan endometrium luruh.
Sindroma prahaid tidak lagi dirasakan manakala wanita tersebut sudah masuk kedalam fase menopause.
Penyebab sindroma prahaid tidak diketahui pasti
Teori yang dikemukakan untuk mendugha penyebab sindroma prahaid antara lain :
- Interaksi antara otak dan hormon – penelitian menunjukkan bahwa sindroma prahaid disebabkan oleh perubahan kimia di otak seperti SEROTONIN dan interaksi bahan tersebut dengan sistem hormonal.
- Progesteron – nampaknya sangat beralasan untuk mengatakan bahwa progesteron adalah katalisator mengingat bahwa sindroma prahaid terjadi saat kadar progesteron tinggi dan sindroma prahaid hilang manakala sudah terjadi haid (dimana kadar progesteron pada masa itu sangat rendah). Meskipun demikian, kaitan hipotesa tersebut diatas masih belum terbukti. Teori progesteron mengatakan bahwa hormon seksual mengadakan interaksi dengan hormon lain serta bahan kimia tertentu dalam otak sehingga terjadi sindroma prahaid.
- Sistem endokrin – beberapa penderita sindroma prahaid memiliki gangguan sistem endokrin (hormonal) seperti misalnya pada penderita gangguan kelenjar gondok (tiroid). Akan tetapi hal ini dapat merupakan satu peristiwa kebetulan saja mengingat bahwa sebagian besar penderita sindroma prahaid tidak memiliki gangguan sistem endokrin.
- Diet – defisiensi sejumlah unsur mineral dan vitamin diketahui dapat menyebabkan terjadinya sejumlah gangguan sindroma prahaid.
- Stres – terdapat bukti bahwa stres emosi memperberat gejala sindroma prahaid. Persalinan, penghentian kontrasepsi oral, pembedahan atau kejadian yang bersifat “stressfull” dapat memicu atau memperberat sindroma prahaid
“Premenstrual Dysphoric Disorder” (PMDD)
Sekitar 5% wanita yang mengalami haid menderita sindroma prahaid yang amat berat sehingga mengganggu kwalitas hidupnya. Keadaan ini disebut sebagai “premenstrual dysphoric disorder".
Klasifikasi dari sindroma ini masih merupakan kontroversi. Sebagian memasukkan sindroma ini kedalam gangguan depresi dalam DSM-IV namun sebagian lain tidak memasukkan sindroma ini kedalam gangguan mental.
Sebagian ahli mengatakan bahwa sindroma ini bukan gangguan mental mengingat bahwa sindroma ini hilang setelah terjadi haid.
Diagnosis
Tidak ada tes diagnostik khusus untuk sindroma prahaid mengingat bahwa umumnya kadar hormon pada sindroma ini berada dalam rentang nilai normal. Diagnosa ditegakkan melalui anamnesa dan penggambaran keluhan yang ada. Pada sebagian besar kasus, seseorang dapat memperkirakan bahwa dia menderita sindroma ini melalui catatan harian yang dibuat. Termasuk dalam catatan ini adalah hari pertama dan hari terakhir haid serta terlihatnya tanda tanda ovulasi.Catatan tersebut dubuat sekurang kurangnya untuk tiga siklus yang berurutan. Bila gejala tidak hilang setelah menstruasi maka harus dipikirkan kemungkinan yang lain dan harus pula dilakukan pemeriksaan khusus.
Penatalaksanaan
Sindroma prahaid tidak dapat disembuhkan namun ada beberapa pilihan terapi yang dapat dipertimbangkan untuk diberikan :
- Terapi hormonal – tujuannya adalah untuk menekan ovulasi dan menurunkan kadar sejumlah hormon pada masa prahaid. Terapi antara lain berupa pil kontrasepsi kombinasi, terapi estrogen, GnRH agonis, AKDR – Mirena , Danazol, Depo-Provera atau
- Tindakan pembedahan : bilateral salfingooovorektomi
- Medikamentosa – antara lain SSRIs – selective serotonine reuptake inhibitor, anti prostaglandin dan anti-inflamasi serta diuretik
-
Vitamin – mineral dan herbal – sejumlah suplemen memberikan khaasiat untuk terapi sindroma prahaid seperti kalsium, magnesium, vitex agnus castus , St John’s Wort. Sebelum menggunakan bahan ini saudara lebih baik mengadakan konsultasi dengan dokter mengngat bahwa terdapat kemungkinan adanya interaksi dari bahan ini dengan medikasi yang diberikan dokter.
- “Cognitive behavioural relaxation therapy” – variasi dari tehnik relaksasi untuk mengatasi gejala psikologik dan fisik
- Terapi komplementer – akupuntur atau naturopati
Apa yang dapat saudara lakukan secara mandiri.
- Catatlah yang saudara alami didalam sebuah catatan harian yang baik dan teratur.
- Kurangi kopi – alkohol khususnya menjelang haid.
- Jangan merokok.
- Olahraga teratur (endorfin dapat menurunkan gejala sindroma prahaid ).
- Istirahat dan tidur yang cukup.
- Atasi stres khususnya menjelang haid, ini dapat dilakukan dengan ber komunikasi dengan keluarga dan teman dekat.
- Diet sehat yang rendah lemak, rendah gula dan garam.
Kesimpulan
- Sindroma prahaid terdiri dari gejala fisik dan emosi dengan rentang derajat yang sangat luas.
- Gejala hilang saat haid.
- Buat catatan harian mengenai haid anda sekurang kureangnya yang meliputi 3 siklus haid yang berurutan.
0 komentar:
Posting Komentar