Awal kehidupan baru berasal dari sel telur yang dibuahi oleh sel sperma.
Ovulasi terjadi sekitar 14 hari menjelang haid saat mana sel telur keluar indung telur dan berjalan di dalam tuba falopii menuju rahim.
Bila dalam perjalanan tersbut sel telur bertemu dan bersatu dengan sel sperma dan selanjutnya hasil pertemuan tersebut tumbuh dan berkembang dalam rahim maka terjadilah proses kehamilan.
20% pasangan usia subur yang mengadakan sanggama sekitar masa ovulasi akan mendapatkan kehamilan. Pasangan tidak di anggap menderita masalah gangguan kesuburan sampai dia berusaha selama satu tahun dan belum berhasil memperoleh kehamilan. 20% pasangan usia subur akan mengalami gangguan masalah kesuburan.
Pada sebagian kasus, pasangan memerlukan tehnik reproduksi berbantu – assisted reproductive technology.
40% masalah gangguan kesuburan berada di pihak wanita. Masalah gangguan kesuburan pada wanita antara lain adalah tidak terjadinya ovulasi dan masalah pada uterus serta saluran tuba falopii.
Masalah Ovulasi
Siklus haid merupakan hasil dari satu orkestra yang dimainkan oleh sejumlah kelenjar dan hormon yang bekerja sama secara harmonis.
Agar terjadi ovulasi, hipotalamus memicu hipofisis yang berada didekatnya untuk men sekresi hormon yang bertugas untuk mematangkan sel telur primordial.
Peristiwa tidak datang haid atau haid yang tidak teratur menandakan bahwa ovulasi tidak selalu terjadi pada setiap siklus atau malah sama sekali tak terjadi ovulasi.
Usia wanita adalah salah satu faktor penting yang menentukan derajat kesuburan seorang wanita. Kesempatan hamil bagi seorang berusia 40 tahun keatas adalah 5% pada setiap siklus haid dan diduga ini adalah akibat usia sel telur yang sudah “tua”.
Seorang wanita terlahir dengan pasokan sekitar 400.000 sel telur dan dengan berlalunya waktu sel telur yang dapat diperoleh menjadi semakin sedikit.
Masalah kehamilan lain pada wanita usia “tua” adalah meningkatnya resiko abortus dan kelainan genetik
Sindroma 0varium Polikistik
Dalam proses ovarium menghasilkan sejumlah kista kecil yang disebut folikel dam umumnya hanya satu sel telur yang dapat mencapai tahap matur dan dilepaskan oleh indung telur (ovarium ).
Pada sindroma ovarium polikistik, terjadi kegagalan ovulasi dan sejumlah sel folikel yang akan mencapai tahap matur berada di tepi ovarium dan melepaskan hormon seks wanita
Masalah di Tuba Falopii
Sel sperma dapat mengadakan fertilisasi terhadap sel telur yang sedang dalam poerjalanan dalam tuba falopii menuju rahim.
Tuba falopii yang buntu atau kondisinya tidak normal akan menghambat pertemuan antara sperma dengan sel telur atau perjalanan dari sel telur yang telah dibuahi.
Gangguan pada tuba falopii dapat diperiksa dengan pemeriksaan radiologi- histerosalpingografi atau dengan laparoskop.
Masalah rahim
Sel telur yang telah dibuahi ( hasil konsepsi ) akan tumbuh dan berkembang di endometrium rahim. Sejumlah keadaan patologi rahim yang mengganggu proses tersebut antara lain :
- Mioma uteri
- Polip endometrium
Masalah servik
Pada bagian puncak dari vagina ( proksimal ) terdapat leher yang merupakamn pintu masuk kedalam rahim dan disebut sebagai servik.
Servik memiliki dua buah lubang kecil muara dari sebuah saluran dalam servik yang disebut kanalis servikalis. Kanalis ini merupakan saluran keluar dari darah haid dan sekresi lain keluar dari uterus. Dan melalui kanalis ini pula sel sperma masuk rahim yang selanjutnya akan menuju tuba falopii untuk menemui sel telur.
Servik menghasilkan lendir yang sekitar ovulasi konsistensinya encer sehingga sperma dapat berenang melaluinya. Kualitas lendir servik dapat mempengaruhi kemampuan sperma untuk masuk kedalam uterus.
Endometriosis
Endometriosis adalah satu keadaan dimana sel endometrium uterus mengadakan migrasi keluar dari rahim menuju ke organ panggul lain atau ke lokasi di luar panggul. Keadaan ini dapat mengganggu kesuburan seorang wanita.
Infertiliti idiopatik
10% pasangan infertiliti tidak menunjukkan adnya kelainan tertentu dan in disebut sebagai golongan infertiliti idiopatik atau “unexplained”
Metode diagnostik
Pemeriksaan infertilti pada wanita antara lain
- Pemeriksaan darah – untuk memeriksa kadar hormon yang terkait dengan ovulasi
- Laparoskopi
- Ultrasonografi – untuk melihat kemungkian adanya mioma uteri
Analisa sperma dilakukan pada pasangan pria untuk menyingkirkan kemungkinan adanya masalah pada sperma pasangannya.
Pilihan terapi
Terapi tergantung pada penyebab, pilihan terapi antara lain :
- Terapi hormon – untuk memicu ovulasi.
- Pembedahan – untuk membebaskan perlekatan tuba falopii, terapi endometriosis atau mengangkat mioma uteri.
- Assisted reproductive technologies – termasuk “in vitro fertilisation” (IVF), dimana konsepsi dilangsungkan di laboratorium dan hasil fertilisasi ditanamkan ke rahim yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Kesimpulan
- 40% masalah infertilitas terletak pada wanita
- Masalah infertilitas pada wanita antara lain gangguan ovulasi, blokade tuba falopii dan kelainan uterus seperti mioma uteri dan polip endometrium.
- Pilihan terapi : hormonal dan pembedahan
0 komentar:
Posting Komentar